Malam semakin larut
Di balik awan malam yang kelam
Bintang gemintang syahdu
bersembunyi dengan kerlipannya
Kini, awan semakin menjauh,
harapanku kian hampa
Saat mentari datang mampir
Mendung tadi malam bertanya padaku,"Mengapa kau tak mengejar awan lagi?"
Aku hanya tersenyum getir menahana nafas.
Lalu, aku berbicara pada awan
Mendung tadi malam bertanya padaku,"Mengapa kau tak mengejar awan lagi?"
Aku hanya tersenyum getir menahana nafas.
Lalu, aku berbicara pada awan
“Awan, pergilah sekarang, bawalah
kedua sayapku, aku tak butuh ini lagi...”, lirihku dengan nada gemetar.
“.....”, Awan hanya terdiam
membisu.
“Aku lelah menggapaimu awan.
Biarlah aku ikut kemana angin membawa diriku”, balasku memecah keheningan.
“Mengapa kau tak setia
menggapaiku?”
“Aku terlalu hina menggapaimu,
terlalu banyak harapan yang ku inginkan darimu”, ucapku dengan air mata yang
menetes.
Angin, kini ku patahkan kedua
sayapku
Biarkanlah ku pasung kedua
sayapku di ujung jalan ini
Kelak, aku tak ingin melihat
kedua sayap itu lagi
Terlalu banyak kenangan manis dan
penderitaan dengan sayap itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar